ada perasaan berbeda yang menyeruak dalam diri ini ketika
aku menyadari, ada sesuatu yang telah lama ku simpan. diaryku, yang
terlupakan.. ini adalah satu-satunya benda mati- saksi bisu perjalanan hidupku
di masa itu. memang sengaja tak ku buang. aku hanya menyembunyikannya dalam
tumpukkan buku-buku yang tak terpakai. aku pikir, dengan begitu aku bisa dengan
mudah melupakan semuanya. oh, tidak! mustahil aku bisa melupakan semuanya. emm..
baiklah, setidaknya melupakan beberapa bagian yang ku benci.
tak ada yang berbeda ternyata. semua masih tersimpan
dengan rapi meski rupanya sudah tak sebagus dulu. begitu kusam, tak terawat
lagi. terlihat sangat lusuh dan kaku. bahkan sampul pink bercorak stroberinya
pun robek di beberapa bagian. namun yang mengejutkan, masih terdapat tekukan-tekukan di beberapa lembar yang
menunjukkan bahwa itu bagian yang ku sukai.
sekilas, tulisan tanganku memang tak begitu rajin. karena
aku menuliskan semua apa adanya. namun tulisanku
masih bisa terbaca dengan jelas. meski terdapat coretan-coretan yang agak
memudar.. bukan karena tinta pulpen yang ku gunakan tak hitam pekat.. tapi itu
karena, air mataku. ya, air mataku. aku
tak peduli orang menganggapku lemah, tak peduli orang bilang aku cengeng, tak
peduli orang bilang air mataku murahan. sungguh tak peduli! ku akui memang, aku
bukanlah termasuk orang-orang yang kuat menahan tangis- saat sisa malam yang ku
lewati masa itu diselimuti rasa emosional yang sangat luar biasa. membuatku
menangis. menangis sejadi-jadinya. seketika itulah yang membuatku lega. dan aku
menikmati itu semua, meski.. hhh’ tetesannya berjatuhan membasahi lembaran yang
ku tulis, membuat warna tintanya memudar. tak terbaca..
dan kini, saat ku menyentuhnya kembali. dan membuka
setiap lembaran yang ku tulis, aku seperti melihat.. masa laluku. dapat
dilukiskan hidupku ini layaknya film lebar yang secara otomatis mempertontonkan
keadaanku sangat jelas di dalam otakku yang sempit.
dulu. setiap jam berganti hari, pagi berganti malam, dan
seterusnya.. aku tak pernah sekalipun melewatkan satu malam untuk menulis..
setiap hari, aku? menulis? rasanya tak percaya. dengan bahagia, sedih, bimbang,
sakit, galau yang ku punya saat itu, aku tetap mencurahkan semuanya pada
tulisan. ya, semuanya. bahkan tak ada satupun yang dengan sengaja ku tinggal,
ku hapus atau ku rahasiakan. aku tenggelam bersama kecintaanku pada tulisan. aku
percaya, seseorang yang bijaksana seperti Kahlil Gibran pun butuh semua itu
untuk bisa menulis banyak hal. termasuk aku. aku begitu nyaman dengan
kebiasaanku itu..
aku tak pernah berbagi. apapun yang kurasakan itu hanya
ku simpan untukku sendiri.. bukannya aku tak mau berbagi banyak cerita pada
teman. hanya saja, sedikit. tak sepenuhnya. aku yakin, ceritaku itu tidak
menarik. lagipula, menyakitkan rasanya. ketika kita menjelaskan, tapi orang
hanya mendengar. tak mampu memahami..
maka itu yang membuatku.. menulis saja sudah memberikanku
kenyamanan yang lebih dari cukup. meski dengan begitu aku tidak dapat solusi
dan tanggapan..
inilah aku, dulu.
hmm jujur saja, terkadang aku merasa benci bila mengingat
yang lalu. dan ketika aku membaca kembali diary ini, seperti menelan racun yang
ku buat sendiri. aku benci! meski tidak semua yang ku tulis itu menyakitkan.
tapi aku malu! malu pada diriku sendiri. malu pada Allah. aku ingin
melupakannya. memusnahkan diary ini. apapun caranya. membuangnya? Oh, jangan!
aku tak ingin ada orang yang tahu.. dengan membakarnya mungkin? hmm ya. meskipun
aku tahu, itu takkan sanggup untuk menghapus semua memori yang ada..
sabtu, 4 agustus 2012
nice,,,, ^_^
BalasHapusthanks ^.^
BalasHapus